Monday 7 May 2012

Tips Agar Bangunan Bambu Awet dan Tahan Rayap



Jenis bambu sangat beraneka ragam. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. Namun, bambu sekarang jadi material sekunder dan kurang inovasi. Padahal bambu bisa menjadi bahan untuk struktur bangunan yang murah, bagus, dan kuat.Bagaimana cara membuat bambu jadi material yang baik, bagaimana pengolahannya? 
 Yuk kita ikuti tips dari Effan Adhiwira, arsitek, yang telah banyak berkecimpung mengerjakan proyek bangunan bermaterial bambu.
Inilah tipsnya:
  1. Bambu yang dipilih harus sebaiknya yang sudah matang (4-5 tahun). Dari segi fisik dapat dilihat dari warna daun, kelopak, dan jika dipukul terdengar bunyi yang cukup nyaring (tanda sudah tua dan kering).
  2. Tanda bambu yang matang bisa juga diukur dengan menggunakan alat pengukur kepadatan batang (density test ). Alatnya berupa jarum yang ditembakan ke dalam batang bambu. Cukup akurat, tetapi alatnya masih sangat mahal.
  3. Setelah ditebang, sebaiknya bambu didiamkan beberapa hari diatas sebuah alas dengan posisi tegak, alas batu, misalnya. Tujuannya untuk menurunkan semua cairan alami yang terdapat dalam bambu. Alas berfungsi juga untuk mencegah kelembaban tanah tidak masuk kembali ke serat batang bambu.
  4. Sebaiknya bambu yang sudah dipilih dibersihkan dari kotoran yang melekat pada permukaan batang bambu
  5. Bambu matang mempunyai kerapatan daging batang yang baik, sehingga tidak menyebabkan kisut jika sudah kering.
Tips mencegah bambu dari serangan rayap. 
  1. Anda bisa mengeluarkan zat glukosa --yang digemari rayap-- ke dalam bambu dengan cairan garam (acid) yang tidak disukai rayap.  Metodenya dan bahannya bisa bermacam2.Orang di zaman dahulu merendamkan bambu ke dalam lumpur sungai atau pantai. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama ( 3-6 bulan).
  2. Perajin bambu sekarang kebanyakan menggunakan minyak tanah atau oli bekas sebagai bahas pengawetnya.
  3. Metode yang sedang dikembangkan sekarang adalah dengan menggunakan Borax-boric acid,  dengan metode kolam perendaman, vertical soak diffusion  (VSD) atau menggunakan injeksi ke setiap batang bambu.
  4. Setelah melalui proses pengawetan, bambu kemudian di keringkan. Susun bambu secara vertikal dan terlindung dari sinar matahari. Dengan dikeringkan di luar, kita memanfaatkan aliran udara alami. Proses ini bisa memakan waktu 2 minggu, tergantung dari cuaca.
  5. Setelah kering, bambu bisa digunakan baik untuk konstruksi bangunan maupun untuk furnitur.
Tips merawat furnitur bambu.
  1. Sebaiknya bambu tidak diekspos langsung terkena matahari dan air hujan.
  2. Bambu sangat sensitif dengan perubahan suhu mengakibatkan bambu mudah retak. Keretakan bisa menjalar keseluruh batang bambu karena seratnya yang lurus.
  3. Bambu jangan langsung bersentuhan dengan tanah karena mengakibatkan masuknya kelembaban ke dalam serat. Kelembapan tanah bisa menimbulkan jamur pada batang bambu. Hal ini bisa menguran
    1. gi kekuatannya. Tampilan pun jadi jelek.
    2. Sebaiknya bahan bambu dilapisi cairan finishing (water base ) sebagai bantuan lapisan proteksi, selain itu jika terkena air atau hujan, segera diseka sehingga tidak memberi kesempatan air dapat meresap ke batang bambu.
    Foto: Dok. Green Village Bali, iDEA/Adeline Krisanti .ideaonline.co.id